Categories
Gagasan

Manusia dan Peran Kebermanfaatan

Manusia sejatinya hidup atas perannya di dunia ini. Entah apa pun itu. Biasanya dalam bentuk pekerjaan atau kegiatan. Ia akan memilih jalannya sendiri untuk mengarungi kehidupan. Banyak faktor manusia akan mengambil peran tersebut, salah satunya adalah berkeinginan untuk memberikan kebermanfaatan bagi makhluk ciptaan Tuhan. Dalam konteks yang lebih jauh, agar saat Tuhan menagih pertanggungjawaban atas kehidupan yang diberikan kepada manusia, manusia bisa selamat dalam proses peradilan di mahkamah akhirat. Menjabarkan peranan kebermanfaatan tersebut dihadapan Tuhan yang menjadi hakimnya sendiri.

Hal ini mengingat manusia juga memerlukan rasa aman dan damai, baik secara fisik maupun psikis. Sebab, ia akan bersinggungan dengan makhluk yang lain. Manusia memiliki sifat dasar yaitu peduli. Sifat inilah yang menunjang untuk memberikan kedamaian secara psikis. Artinya apabila manusia bisa membantu mempermudah urusan makhluk lain maka hatinya akan damai. Dengan kesadaran itu, banyak sekali manusia berlomba-lomba melakukan kebaikan kepada sesama makhluk Tuhan, baik dalam wadah organisasi, komunitas, maupun perseorangan. Romansa hal baik senantiasa digaungkan, di jalanan, tempat tongkrongan, rumah ke rumah, dan media sosial. Bak suara guntur, ia menggema luar biasa.

Di Solo sendiri banyak sekali organisasi, komunitas, maupun perseorangan yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan. Kepedulian mereka tidak hanya untuk manusia saja, melainkan mereka curahkan juga untuk hewan, tumbuhan, dan alam. Misalnya ada komunitas yang memberikan makan kucing liar, menanam dan membagikan bibit pohon, bersih-bersih sungai, dan masih banyak lagi varian serta inovasi yang dilakukan.

Kegigihan dan konsistensi mereka tentu akan berbalas kepada yang melakukan untuk menjunjung tinggi kepedulian. Terutama kedamaian dan rasa aman. Manusia dengan makhluk Tuhan yang lain layaknya satu tubuh. Apabila merasakan sakit di salah satu tubuh maka akan berpengaruh pada tubuh yang lain. Dengan demikian manusia yang memiliki rasa peduli, ia masih di-”cap” sebagai manusia. Sebab, manusia akan merasa terusik apabila ada ketimpangan dan ketidakadilan yang terjadi. Itulah sifat dasar manusia.