Cara terbaik mengenal sebuah kota adalah berjalan kaki dan naik angkutan umum. Itulah yang ingin kami kenalkan dari kegiatan kami, Walking Tour Joli Jolan dan Transportologi ke Bekonang naik Batik Solo Trans (BST) koridor 5, yang baru saja diluncurkan bulan lalu, Sabtu kemarin (8/1).

Walking tour ini masih punya relasi erat dengan upaya Joli Jolan mengampanyekan lingkungan yang lebih lestari. Jika biasanya masih bergulat dengan sampah, kali ini kami ingin mengajak sesama relawan dan jejaring gerakan untuk naik angkutan umum yang semakin membaik di Solo.
Berjalan kaki bermanfaat tak hanya untuk alam karena menghasilkan nol emisi, tapi juga untuk kesehatan. Orang-orang yang biasanya naik kendaraan bermotor kami ajak kembali untuk menikmati aktivitas jalan kaki. Menyayangi kembali bagian tubuhnya yang lama tidak diajak untuk bergerak.
Naik angkutan umum juga bermanfaat untuk lingkungan karena menghasilkan emisi yang lebih rendah ketimbang kendaraan pribadi. Di dalam angkutan umum, kami kembali berbaur sebagai warga kota yang setara. Tidak ada perbedaan status. Tidak ada sekat kelas.
Mengenal Kota dengan Lebih Dekat
Selama berjalan kaki dan naik angkutan umum, kami belajar kembali mengenal kota dan sekitarnya dengan lebih dekat dan perlahan. Kendaraan bermotor dengan kecepatannya yang tinggi tidak memungkinkan manusia mengamati daun yang berguguran, bunga-bunga yang bermekaran, hingga jalan tanah dengan batu kerikil yang sering digunakan pejalan kaki. Sulitnya menyeberang di tengah lalu lintas yang abai pejalan kaki, tantangan untuk menemukan rambu halte di tepi jalan, warung mie ayam sedap, hingga pura mungil yang bersembunyi dalam keramaian juga kami temukan dalam perjalanan. Kendaraan bermotor hanya melintas sesaat, menciptakan jarak antara manusia dan realitas alam dan kehidupan warga.

Selama perjalanan, aku melihat wajah-wajah girang mereka yang kembali menikmati angkutan umum dan kehidupan warga dari dekat. Ada yang bilang ingin kembali naik angkutan umum, tapi masih merasa kesulitan karena aksesibilitas buruk. Ada yang bercerita kesulitan keluar rumah dengan hilangnya angkutan umum sedangkan ia tak bisa mengendarai kendaraan bermotor. Setiap warga punya cerita, punya memori, dan punya harapan untuk kembali naik angkutan umum.
Dari status kecil naik BST kemarin, aku menerima pertanyaan-pertanyaan kecil dari mereka yang penasaran naik angkutan umum pada masa kini. Bagaimana cara pembayarannya, di mana bisa naik. Ada yang berharap koridor angkutan umum dibuka menuju tempat tinggalnya.
Setiap kali aku mendengar harapan, aku hanya bisa membantunya berdoa. Semoga terkabul. Seperti harapanku dulu berdoa agar koridor 5 segera dibuka. Dulu, pada 2016. Ternyata, butuh waktu 6 tahun agar harapan itu terkabul. Ketika akhir tahun lalu koridor ini diluncurkan, aku sudah tidak berumah di sepanjang rute koridor 5.
Sepanjang perjalanan kemarin, kami jadi kelompok yang terlampau gembira. Aku berharap kegembiraan itu jadi awal memori baik kami semua naik angkutan umum. Memori ini adalah awal untuk kami semua kembali naik angkutan umum, mengenali kota kami dengan lebih baik, dan berbagi ruang jalan untuk sesama.

