“Sudah Krisis, Saatnya Makan Gratis.” Ungkapan itu didengungkan para pegiat Food Not Bombs (FnB), gerakan berbagi bahan pangan secara cuma-cuma, ketika pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia sejak Maret lalu. Ruang Solidaritas Joli Jolan menjadi salah satu yang rutin mengampanyekan gerakan itu lewat kegiatan FnB yang digelar setiap akhir pekan.
Solidaritas berbagi makanan menjadi penting ketika pandemi meruntuhkan sendi ekonomi sebagian masyarakat. Turunnya penghasilan membuat masyarakat bahkan kesulitan mengakses bahan pangan yang pokok. Di titik tertentu, mereka sampai harus bergantung pada bantuan pemerintah untuk menyambung hidup.
Tentu kita tak bisa berdiam diri melihat ketahanan pangan digerogoti sedikit demi sedikit oleh pandemi. Inisiatif saling bantu antar warga perlu terus dijalin alih-alih hanya mengandalkan kucuran bantuan pemerintah. Belum lama ini kami sangat antusias dengan munculnya inisiatif-inisiatif kolaborasi dari komunitas pertanian urban di Solo dan sekitarnya.
Komunitas Hidroponik Soloraya beberapa kali menyalurkan sayuran untuk dibagi setiap Sabtu di Joli Jolan. Mereka bahkan sempat membawa tiga keranjang besar berisi seratusan sawi segar. Sekelompok aktivis dari @hopekidssalatiga sebelumnya juga membawa banyak sayuran dari lereng Gunung Merbabu.
Sayuran-sayuran fresh ini mendampingi nasi liwet dan ayam geprek hasil sumbangan warga yang ditaruh di booth FnB. Meski beberapa daunnya bolong dimakan belalang, sawi-sawi dari Komunitas Hidroponik memiliki nutrisi yang sama dengan yang dijual di pasaran. Hanya sawi seperti itu memang kurang layak apabila dilego di supermarket, pasar atau sejenisnya. Daripada dijual murah dan menjadi limbah apabila tak terserap, kawan dari komunitas hidroponik memilih mendistribusikannya secara gratis dan rutin di Joli Jolan. Keren ya!
Secara tidak langsung, berbagi sayuran gratis ini membantu menjaga keseimbangan sistem permintaan dan suplai bahan pangan. Masyarakat pun bisa menghemat uang belanjanya untuk dialokasikan ke kebutuhan lain. Hari ini kami giliran kedatangan Komunitas Anggur Soloraya. Mereka membawa beberapa bibit anggur sekaligus berbagi ilmu soal menanam tanaman buah itu. Rencananya, beberapa bibit akan kami tanam di pekarangan Joli Jolan untuk penghijauan. Kalau sudah tumbuh besar, tentu buahnya bisa diambil gratis oleh pengunjung dan warga sekitar.
Pada akhirnya, kerja sama di setiap tingkatan sosial untuk menjaga sistem ketahanan pangan adalah kunci untuk menghadapi Covid-19. Mari, siapa mau ikut berbagi?