Joli Jolan merupakan komunitas yang menghimpun dan menyalurkan barang layak pakai dan berbagai barang manfaat lainnya. Keberadaan Joli Jolan sudah dikenal masyarakat yang menerima manfaat (dalam makna luas). Bagi donatur bisa kapan saja dapat menyalurkan barang yang ingin didonasikan. Informasi syarat dan ketentuan barang yang dapat didonasikan oleh donatur tertera jelas di sosial media Joli Jolan. Silahkan menghubungi nomor atau langsung datang ke Lapak Joli Jolan. Bagi donatur yang jauh, kapan saja bisa langsung kirim barang ke lapak Joli Jolan dengan konfirmasi kepada relawan terlebih dahulu.
Bagi calon donatur, perlu ingat sebuah prinsip tentang berbagi kepada masyarakat. Pepatah Jawa memiliki sebuah nasihat yang kemudian menjadi masyhur di tengah-tengah masyarakat kita saat ini, yakni “urip iku urup” (hidup itu menyala). Filosofi ini mengajarkan bahwa hidup tidak hanya sekedar mewujudkan eksistensi pribadi saja, tetapi menyadari keberadaan orang lain.
Layaknya cahaya yang menyala untuk menerangi kegelapan. Cahaya tersebut tidak sekadar memberikan penerangan bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi siapa saja yang berada di sekitar sumber cahaya. Falsafah yang menganjurkan seseorang untuk menjadi pribadi bermanfaat di tengah masyarakat itu pada dasarnya adalah semangat inti dalam berbagi atau menjadi seorang donatur.
Setelah rasa ingin berbagi tumbuh, kita perlu memikirkan kembali barang atau jasa yang akan diberikan dan apa tujuan dari upaya memberi tersebut, yang mana biasanya adalah berbagi kesenangan. Kemudian teringat dengan salah satu nasehat dalam bahasa Jawa, “nguwongke uwong, gawe legane uwong” (memanusiakan manusia dan membuat orang lain senang).
Memanusiakan manusia berarti menghormati orang lain karena kita adalah sesama manusia. Bukan sekadar menghormati seorang pejabat yang memiliki kekayaan dan pangkat tetapi tidak menghormati orang yang melarat dan tidak berpangkat. Melainkan, kita saling menghormati sesama ciptaan Tuhan.
Apabila kita sudah mengerti dan memahami hakikat kita sebagai manusia, sudah selayaknya kita lebih bijak dalam mendonasikan barang. Kita perlu mulai menyadari bahwa barang yang akan kita donasikan adalah barang yang nantinya akan dipakai oleh orang lain, sehingga barang tersebut harus pantas dan layak untuk difungsikan lagi. Tolok ukur barang masih layak dan pantas sangatlah sederhana, apabila barang tersebut diberikan kepada orang lain maka orang yang menerima barang tersebut mau menggunakannya.
Terakhir, ajaran suku, ras, atau agama mana pun akan sepakat dengan nasihat dalam bahasa Jawa yang satu ini, “ngundhuh wohing pakarti” (apa pun yang kita lakukan akan mendapatkan yang sepadan). Siapa yang menanam akan menuai.
Seringkali kita pernah mengalami atau mendengar kisah di masa sulit dan terimpit dalam menjalani hidup. Ada saja orang-orang yang entah datang dari mana, tanpa kita rencanakan dan di luar kuasa kita, datang untuk membantu kesulitan kita. Bisa jadi hal tersebut dapat diartikan sebagai bentuk lain dari balasan kebaikan yang pernah kita lakukan dalam membantu kesulitan orang lain. Jika tidak demikian, bisa jadi balasan tersebut diwujudkan dalam bentuk kesehatan, dilancarkan segala urusan, dilapangan rezekinya, dan masih banyak lagi.
Berdonasi Tidak Sama dengan Membuang Barang
Joli Jolan masih mendapati ada beberapa barang yang tidak layak didonasikan yang entah secara sengaja atau tidak dikirimkan ke Joli Jolan. Biasanya donatur yang seperti ini langsung mengirimkan barang (yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan) ke alamat Joli Jolan melalui jasa ojek online tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada relawan. Hal ini bermaksud agar barang tersebut tidak diketahui siapa pengirimnya.
Barang yang dikirimkan tidak main-main jumlahnya, bahkan terkadang ada yang sampai satu karung besar ukuran 90 cm x 125 cm. Jumlah kecil sudah sering, bukan kepalang ampun banyaknya. Relawan mungkin juga tidak mengerti apa motifnya. Padahal setiap kali ada donatur yang demikian, relawan akan menginformasikan di media sosial agar hal tersebut tidak terulang. Namun, sayangnya fenomena itu masih saja sering terulang di tahun 2024 kemarin.
Tidak menyalahkan siapa pun, niat baik donatur perlu diapresiasi. Namun, alangkah baiknya juga cerdas untuk tidak melakukan hal demikian. Jika barang yang akan didonasikan tidak layak, alangkah baiknya di konsultasikan terlebih dahulu ke Joli Jolan. Barangkali ada alternatif lain yang direkomendasikan oleh Joli Jolan dalam menampung barang tidak layak pakai tersebut.
Kalaupun tidak ada solusi, setidaknya jangan sampai nekat mengirimkan barang tersebut ke lapak Joli Jolan. Pasalnya apabila barang tersebut terlanjur sampai di lapak Joli Jolan dan tidak masuk sortir, maka barang tersebut akan memakan ruang di ruang penyimpanan sehingga menjadikan relawan mengalokasikan waktu yang lebih banyak. Relawan tidak akan sampai hati memaksakan barang yang tidak layak pakai untuk disalurkan.
Tahun 2025, semoga menjadi awal yang baik bagi calon donatur untuk lebih memahami tiga nasihat pepatah Jawa sebelum berbagi. Tentu donatur tidak mau menerima barang yang tidak dapat difungsikan dan tidak layak kan? Jadi jangan menjadikan kegiatan berdonasi sebagai kesempatan untuk ‘membuang barang’ tidak layak pakai.
Selamat tahun baru, banyak harap yang sering terucap, semoga satu per satu datang menghadap. Tetap jaga asa untuk tetap manfaat. Sehat selalu Relawan dan donatur Joli Jolan.